GURU ANDROID SEBAGAI GURU TRANSFORMATIF

Salah satu asbab kemalasan murid dalam belajar ialah kebetahannya menggenggam android. Mereka sudah menganggap android sebagai teman yang valid, hingga akhirnya mereka terlalu adiktif. Apa yang ingin ditanya/ dicari murid, mereka tidak bertanya kepada guru, melainkan kepada android. Maka penulis mengidentifikasi, kecemburuan guru kepada murid seolah teralienasi, bukan karena gaji yang sedikit, melainkan disebabkan adanya handphone android.

Latar belakang di atas tidak sepenuhnya kesalahan terletak pada pelajar, atau bukan zamannya yang tidak berminat lagi belajar, namun karena kurang kompetennya dalam pola mengajar. Guru yang baik akan menghasilkan murid yang baik pula, bahkan melebihi dari gurunya.

Jejak Pendidikan di Medan menjadi krusial ditanggapai, faktanya, masih banyak sarana dan prasarana belum memadai, Tantangan terbesar guru saat ini ialah bagaimana guru bisa seperti android, yang selalu jadi idaman orang lain dan selalu resah jika kehilangannya. Nyatanya, murid lebih senang dengan andoridnya dari pada gurunya, lebih suka games-nya dari pada gurunya. Kenapa sedemikian? karena memang android itu ialah makhluk yang menyenangkan, dan guru belum mencapai sedemikian. Sehingga perlulah meremedialkan diri seorang guru.

Nuril Fitri, seorang pengawas sekolah Medan pernah mengatakan, “Mengajar itu harus sesuai dengan alam dan zaman.” Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan lingkungan, sedangkan zaman berkaitan dengan keterampilan atau skill yang dibutuhkan sesuai perkembangan zaman. Masa depan pendidikan sangat ditentukan oleh kebiasaan kita saat ini. Siapa kita saat ini adalah hasil pilihan kita di masa lalu, dan siapa kita di masa depan adalah pilihan kita di masa ini. Aristoteles pernah mengatakan, “Kita adalah apa-apa yang berulang-ulang dilakukan, sukses bukanlah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan.”

Guru bukan hanya paham tentang mata pelajarannya saja, melainkan semuanya. Karena sewaktu-waktu murid bertanya atau saat diterpah musibah, di situlah guru transformatif menjadi penyejuk, bak android bagi muridnya. Maka makna yang dimaksud sebagai guru di sini android ialah, andal, royal dan ideal. Bagaimana penerapannya? Sebagai berikut:

1. Andal

Guru harus siap diandalkan dari segi apapun, sebab setiap manusia adalah guru dan setiap tempat adalah sekolah. Ini menunjukkan keandalan seorang guru sebagai multiperan. Ketika guru berjumpa dengan anak yang kinestetik, maka guru siap menjadi transformatif baginya. Menyesuaikan sifat dan keadaan guru dengan anak, itulah yang harus dilakukan guru. Ketika guru dapat menyelesaiakan masalah murid, maka dapat dikatakan guru itu andal (dapat dipercaya).

Keandalan guru dalam mengajar harus bervariasi, tidak monoton dan tidak terfokus pada pembahasan yang baku saja, bisa diambil sample dengan keadaan saat ini. Curhat dengan murid menjadi awal murid itu nyaman dengan gurunya. Sebagaimana android yang selalu jadi andalan manusia, maka guru siap dan harus bisa diandalkan bagi muridnya.

2. Royal

Jadilah guru yang royal terhadap muridnya, baik terhadap waktu, nilai, tenaga, pemikiran dan hadiah saat anak berprestasi. Sekali-kali buatlah pertemuan kecil dengan murid, lihat bagaimana latar belakang keluarganya, lihat kenapa muridnya malas dan selalu tidur di kelas, buatlah murid itu senyaman mungkin dengan anda, senyaman mereka menggenggam gadget.

Android itu juga sangat royal terhadap pemakainya. Ini dimaknai bahwa sebelum guru menilai seorang murid, perlu pendekatan (royal waktu) untuk mengetahui latar belakangnya. Sebab agama Islam mengajarkan, salah satu akhlak yang buruk ialah, menghukum sesuatu sebelum mengetahui kronologinya.

3. Ideal

Android sebagai smartphone, begitu jugalah guru yang harus smart atau banyak ide. Kekayaan ide yang beragam adalah cara yang disukai murid dan orang lain. Munculnya ide disebabkan banyak membaca, menulis dan menganalisa. Ide tersebut ‘tak hanya dalam rancangan saja, tetapi diejawantahkan dalam kegiatan yang nyata.

Kebetahan anak dengan android ialah karena android itu barang yang bisa mengabulkan apa yang diinginkan (apa yang dicari pasti dapat). Ide yang brilian juga karena kebiasaan yang baik, hingga akal dan perilaku pun akan baik. Jika dengan akal saja kamu dapat memperoleh apa yang kamu kehendaki, kamu tidak akan menemukan satu orang pun yang memperoleh rezeki di dunia ini. Maknanya ialah action menjadi kepentingan dalam suatu ide.

Salah satu dampak negatif adanya android bagi siswa ialah tidak fokusnya mereka belajar, sebab yang terpikir mereka ialah cuma handphone. Maka, ubahlah jati seorang guru, agar bisa seperti android. Manakala mereka sedang bermain, mereka rindu dengan sosok guru itu, manakala guru tidak hadir, mereka sedih ketidakhadiran guru tersebut.

Jadi Secara hierarki, yang harus kita renovasi pendidikan ialah mengubah jati diri dan pola mengajar gurunya, terkhusus Kota Medan. Tidak ada yang tidak mungkin, jika guru sering meng-upgrade dirinya ke arah yang baik. Semua harus bisa dilakukan guru, kalau guru hanya melakukan yang bisa, guru tidak akan berkembang, cobalah lakukan sesuatu yang belum bisa, di situ kita bisa belajar, nanti pasti akan bisa.

Jadilah guru nyaman dengan murid, senyaman mereka menggenggam android. Jangan murid senang dan gembira ketika gurunya tidak hadir, buatlah murid itu kehilangan kalau gurunya tidak hadir. Tentu dukungan pemerintah menjadi tonggak utamanya memberikan sarana dan prasarana sekolah dan guru. Yakin dan percaya, sebongkah batu yang keras dapat dilubangi oleh tetesan air yang jatuh berulang-ulang di tempat yang sama. Kerasnya batu ‘tak mampu menahan kelembutan air yang jatuh menetes berulang-ulang.

Menjadi guru Android (Andal, Royal dan Ideal) tidak muncul begitu saja, layaknya seperti di atas, melainkan ada asbab musabab-nya. Guru tersebut senantiasa mampu menghadirkan suasana bergairah bagi murid-muridnya. Kegairahan yang ditemukan itu karena aura positif guru sebagai multiperan dalam kehangatan komunikasi. Guru android sangat percaya diri, sebab dia mencintai apa yang diajar, dan lebih mencintai siapa yang diajar.

Buatlah kebiasaan guru dan murid yang baik, berpikir yang baik, cara yang baik, bicara yang baik bahkan bertindak yang baik. Guru itu sebagai teladan dan cerminan bagi muridnya. Jangan sekali-kali guru menampakkan karakter jahat dan tidak sopan di depan murid. Sebab itu akan merusak citra guru. Guru yang Android akan terstimulasi untuk melakukan sesuatu yang belum pernah guru lakukan.